Pengakuan

July 17, 2009 at | In Hand Writing | 1 Comment

Sadar atau tidak sadar, setiap orang di dunia ini membutuhkan pengakuan dari orang lain. Bisa dibayangkan apabila, seseorang yang sudah bekerja begitu keras, tetapi hasil pekerjaannya tidak diakui. Seorang anak bisa bertindak bebas di rumah orang tuanya karena ia menyadari bahwa orang tuanya mengakui dia sebagai anaknya. Pengakuan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap manusia.

Apabila seseorang tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain ia akan menjadi seseorang yang tertolak. Sungguh sesuatu yang tidak menyenangkan mempunyai perasaan tertolak. Yesus juga pernah mengalami rasa tertolak. Dia bukan hanya ditolak manusia, tetapi Ia ditolak juga oleh Bapa karena Ia harus menanggung dosa seluruh dunia. Dalam rasa tertolaknya itu Ia sampai berkeringat darah. Suatu tingkat stress yang tinggi yang Dia alami.

Rasa bahagia muncul pada seorang anak yang mendapatkan nilai baik pada ujian di sekolahnya. Rasa bahagia itu muncul karena hasil usahanya diakui oleh orang lain dengan mendapatkan nilai yang baik. Seseorang yang mendapatkan pengakuan akan semakin percaya diri dan mendapatkan motivasi dalam usaha dia selanjutnya.

Tentunya setiap kita ingin untuk dihargai atau diakui. Mulailah dari diri sendiri untuk memberi pengakuan atau penghargaan kepada orang-orang sekitar kita. Jika saudara adalah seorang pemimpin, baik itu dalam pekerjaan, organisasi, tempat belajar, atau dimanapun, hargailah orang-orang yang saudara pimpin, dan lihatlah bahwa orang-orang tersebut akan semakin akrab dengan saudara. Jika saudara adalah seorang pengikut, hargailah pemimpin saudara. Marilah kita saling berlomba untuk mendahului memberikan pengakuan dan penghargaan kepada orang lain.

Panggilan Hidup

July 16, 2009 at | In Hand Writing | No Comments

Melakukan sesuatu yang kita sukai merupakan suatu hal yang menyenangkan. Hidup kita akan terasa enak apabila kita selalu malakukan hal-hal yang kita sukai. Tetapi ada hal-hal tertentu yang seringkali membuat kita tidak nyaman dalam mengerjakannya.

Seperti kisah seorang nabi bernama Yunus, yang diminta Tuhan pergi ke Niniwe untuk menyerukan agar orang-orang di sana bertobat. Memang tugas seorang nabi adalah menyerukan suara Tuhan. Tetapi saat itu Yunus menolaknya, dia tidak mau melihat Allah mengasihi orang Niniwe, karena orang Niniwe telah berbuat hal yang jahat kepada orang Israel. Tetapi Allah tetap memaksa Yunus untuk melakukannya. Dan akhirnya Yunus pun melakukannya.

Kemanapun kita pergi, Allah tetap menuntun kita untuk kita tetap ada dalam jalan yang telah ditentukannya. Dia telah menentukan jalan yang benar untuk hidup setiap kita. Kita tidak dapat lari dari panggilan Allah. Kita tidak dapat lari dari panggilan hidup kita.

Bagaimana cara kita tahu panggilan hidup kita? Kuncinya hanya satu, yaitu kita harus selalu dekat dengan Pencipta kita, karena Dia yang menciptakan kita, Dia yang akan menunjukkan kemana kita harus melangkah.

So, tetaplah setia dalam panggilan itu, walau seringkali kita ragu dan menghadapi situasi yang tidak nyaman.

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Efesus 2:10

I need U

June 25, 2009 at | In Hand Writing | No Comments

Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan tetap bertahan.
Tali tida lembar tak mudah diputuskan.

Pengkhotbah 4:12

Pernahkah kita sarapan sepiring nasi dengan sayur bayam dan telor dadar? Sekarang, mari kita telusuri dari mana saja datangnya sarapan kita itu. Pertama, nasi berasal dari beras, beras berasal dari padi. Ada yang menanam padi itu, ada yang menuai padi itu juga, ada juga yang mengolah menjadi beras, menjual beras, mengolah beras menjadi nasi. Kedua, telor berasal dari ayam, pedagang telur menjualnya, ada yang memasak telor itu. Begitu pula dengan bayam. Ingat juga dari mana asalnya piring, sendok dan garpu yang kita pakai untuk makan.

Bisa kita bayangkan, sepiring nasi dengan lauk pauk untuk sarapan, sudah dikerjakan oleh banyak sekali orang. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk berkata bahwa masing-masing kita pribadi tidak membutuhkan orang lain. Kita sebagai manusia sangat membutuhkan orang lain. Kita membutuhkan komunitas untuk kita hidup.

Allah sendiri merupakan Pribadi yang berkomunitas. Pada saat Ia mau menciptakan manusia, Dia berkata, “Baiklah kita menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” Allah berkata Kita, bukan Aku. Ini menunjukkan bahwa Allah merupakan pribadi yang berkomunitas.

Orang yang sukses dalam hidupnya tidak hanya karena dia pandai saja, tetapi terlebih dari itu karena ia mengenal orang-orang yang penting dalam hidupnya. So, marilah kita hidup dalam komunitas yang benar, karena bagaimanapun juga kita membutuhkan orang lain.

Forgiveness

June 24, 2009 at | In Hand Writing | No Comments

Dan ampunilah kami atas kesalahan kami
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

(Mat 6:12)

Dino saat ini sedang bekerja kepada seorang pengusaha yang kaya. Suatu saat bos ini sedang menghadapi permasalahan dalam usahanya. Apabila ia tidak segera mengambil keputusan, maka usahanya ini akan segera bankrut. Dan ia sendiri tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan usahanya ini. Para pegawainya juga tidak ada yang tau bagaimana cara untuk mengatasi masalah ini. Hingga suatu saat Dino mengajukan beberapa saran kepada bosnya ini dan sarannya ini berhasil melepaskan bos ini dari bankrut. Kemudian, Dino dipercayakan bosnya untuk menjadi kepala di cabang yang sudah ditunjuk, dan hasilnya membawa banyak sekali keuntungan. Bosnya ini senang dan gembira bahwa Dino berhasil menjalankan usahanya.

Tetapi pada suatu saat, si Bos ini mulai berpikir, “Kalau Dino bisa berhasil seperti itu, bukan tidak mungkin kalau dia nanti akan membuka usaha sendiri dan menyaingi usahaku.” Pikiran ini setiap saat menghantui pikiran si Bos.
Singkat cerita, Dino diusir dari pekerjaannya itu dan bahkan dituduhkan suatu hal yang tidak pernah diperbuatnya.

Dino kemudian pergi dari kota itu dan ia berusaha meminta bantuan kepada orang2 yang pernah bekerja sama dengannya saat ia bekerja pada Bosnya. Dia tidak mengerti mengapa sang Bos begitu memusuhinya, padahal ia selalu berbuat baik kepada bosnya dan bahkan sejak ada dia, usaha bosnya semakin maju. Sekarang bukan hal baik yang ia dapatkan malah hal buruk yang harus dijalanninya.

Cerita diatas mirip dengan cerita dari seorang yang bernama Daud. Ia begitu besar mengabdi kepada Saul, tetapi Saul malah memusuhinya bahkan mau untuk membunuhnya. Tetapi apa yang Daud lakukan? Ia tidak membenci Saul, malah ia melarang orang2nya untuk membunuh Saul.

Apakah mudah melakukan seperti yang Daud lakukan? Ia tetap mengampuni Saul walaupun Saul berusaha membunuh dia. Apabila ada seorang yang mengecewakan Anda, apakah Anda mau melakukan seperti yang Daud lakukan terhadap Saul?

Mungkin Anda berkata, “Kak, orang itu telah sangat merugikan keluarga saya”, “Orang itu telah menganiaya saya”, “Orang itu telah melecehkan saya”, atau “Orang itu telah membuat hidup saya menjadi hancur”. Bisa jadi malah Anda mengalami hal yang lebih daripada apa yang Daud alami. Tapi satu hal yang mau saya katakan kepada Anda, bahwa Yesus turut merasakan apa yang Anda rasakan hari ini (Ibrani 4:15). Ia tahu betul apa yang serdang Anda alami. Ia telah dicobai hal yang sama. Hanya saja ia tidak berbuat dosa. Ia ditolak oleh buatan tanganNya, bahkan dihianati, dicaci, dianiaya, dan sampai mati. Dan apa yang Yesus lakukan? Ia malah berkata, “Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Mengapa sih Daud dapat mengampuni Saul yang sudah bertindak jahat terhadap dirinya?
Jawabannya adalah bahwa Daud memandang Saul sebagai orang yang diurapi Allah. (1 Samuel 24:7)
Semua manusia adalah sama di hadapan Allah. Yesus mati untuk semua orang, bukan hanya untuk suatu kelompok tertentu. Dapat disadari bahwa Ia mengasihi semua orang, bukan hanya sebagian orang saja. Ia mengasihi orang yang disakiti, Ia juga mengasihi orang yang menyakiti. Ia sahabat bagi orang yang kecewa, Ia juga menjadi sahabat bagi orang yang mengecewakan. Tuhan sedang membentuk hidup Anda, dan Ia juga sedang membentuk hidup orang yang mengecewakan Anda.

Dalam Lukas 13:6-9 Yesus memberikan perumpamaan tentang kebun anggur. 3 tahun kebun anggur itu tidak berbuah, pemiliknya ingin menebangnya, tetapi pengurus kebun anggur itu menawarnya. Ia mau memperbaiki kebun anggur itu agar berbuah. Mungkin hal ini mirip dengan kehidupan Anda. Anda mungkin berkata, “Tuhan, orang itu mengecewakan ku!” Tetapi dalam perumpamaan itu Yesus seolah-olah berkata, “Benar AnakKu, orang itu mungkin mengecewakanmu, tetapi prosesKu dalam hidup dia belum selesai. Aku akan memberikan proses dalam hidup dia, agar ia menjadi lebih baik.”

Saudara, Yesus memandang setiap orang itu berharga dimataNya. Ia juga sedang mengerjakan proses dalam hidup orang2 yang menyakiti Anda. Ia tidak membenarkan kesalahan orang itu, Ia juga tidak menyudutkan diri Anda. Tetapi Ia membela hidup orang itu dan juga hidup Anda. Walaupun Anda saat ini belum melihat pekerjaan Nya nyata dalam hidup Anda.

Jadi, bagaimana kita bisa mengampuni? Dengan memandang seperti Yesus memandang orang itu. Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Ia memandang dengan kasih, Anda juga dapat memandang orang lain dengan kasih itu. Kasih itu menutupi banyak sekali dosa.

Powered by WordPress with Pool theme design by Borja Fernandez.
Entries and comments feeds. Valid XHTML and CSS. ^Top^