Hati Seorang Ayah

June 26, 2009 at | In Capture | 2 Comments

Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya, “Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?” Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.Ayahnya menjawab : “Sebab aku Laki-laki.” Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu berguman : “Aku tidak mengerti.” Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : “Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki.” Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :”Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?”Ibunya menjawab: “Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian.” Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa
penasarannya selama ini.

“Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. ”

“Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. ”

“Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. ”

“Kuberikan Keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya.”

“Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. ”

“Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara.”

“Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi.”

“Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia dan BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. ”

“Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia dan Akhirat.”

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya.” AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH.”

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah.

dewaklasik.com

I need U

June 25, 2009 at | In Hand Writing | No Comments

Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan tetap bertahan.
Tali tida lembar tak mudah diputuskan.

Pengkhotbah 4:12

Pernahkah kita sarapan sepiring nasi dengan sayur bayam dan telor dadar? Sekarang, mari kita telusuri dari mana saja datangnya sarapan kita itu. Pertama, nasi berasal dari beras, beras berasal dari padi. Ada yang menanam padi itu, ada yang menuai padi itu juga, ada juga yang mengolah menjadi beras, menjual beras, mengolah beras menjadi nasi. Kedua, telor berasal dari ayam, pedagang telur menjualnya, ada yang memasak telor itu. Begitu pula dengan bayam. Ingat juga dari mana asalnya piring, sendok dan garpu yang kita pakai untuk makan.

Bisa kita bayangkan, sepiring nasi dengan lauk pauk untuk sarapan, sudah dikerjakan oleh banyak sekali orang. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk berkata bahwa masing-masing kita pribadi tidak membutuhkan orang lain. Kita sebagai manusia sangat membutuhkan orang lain. Kita membutuhkan komunitas untuk kita hidup.

Allah sendiri merupakan Pribadi yang berkomunitas. Pada saat Ia mau menciptakan manusia, Dia berkata, “Baiklah kita menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” Allah berkata Kita, bukan Aku. Ini menunjukkan bahwa Allah merupakan pribadi yang berkomunitas.

Orang yang sukses dalam hidupnya tidak hanya karena dia pandai saja, tetapi terlebih dari itu karena ia mengenal orang-orang yang penting dalam hidupnya. So, marilah kita hidup dalam komunitas yang benar, karena bagaimanapun juga kita membutuhkan orang lain.

Forgiveness

June 24, 2009 at | In Hand Writing | No Comments

Dan ampunilah kami atas kesalahan kami
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

(Mat 6:12)

Dino saat ini sedang bekerja kepada seorang pengusaha yang kaya. Suatu saat bos ini sedang menghadapi permasalahan dalam usahanya. Apabila ia tidak segera mengambil keputusan, maka usahanya ini akan segera bankrut. Dan ia sendiri tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan usahanya ini. Para pegawainya juga tidak ada yang tau bagaimana cara untuk mengatasi masalah ini. Hingga suatu saat Dino mengajukan beberapa saran kepada bosnya ini dan sarannya ini berhasil melepaskan bos ini dari bankrut. Kemudian, Dino dipercayakan bosnya untuk menjadi kepala di cabang yang sudah ditunjuk, dan hasilnya membawa banyak sekali keuntungan. Bosnya ini senang dan gembira bahwa Dino berhasil menjalankan usahanya.

Tetapi pada suatu saat, si Bos ini mulai berpikir, “Kalau Dino bisa berhasil seperti itu, bukan tidak mungkin kalau dia nanti akan membuka usaha sendiri dan menyaingi usahaku.” Pikiran ini setiap saat menghantui pikiran si Bos.
Singkat cerita, Dino diusir dari pekerjaannya itu dan bahkan dituduhkan suatu hal yang tidak pernah diperbuatnya.

Dino kemudian pergi dari kota itu dan ia berusaha meminta bantuan kepada orang2 yang pernah bekerja sama dengannya saat ia bekerja pada Bosnya. Dia tidak mengerti mengapa sang Bos begitu memusuhinya, padahal ia selalu berbuat baik kepada bosnya dan bahkan sejak ada dia, usaha bosnya semakin maju. Sekarang bukan hal baik yang ia dapatkan malah hal buruk yang harus dijalanninya.

Cerita diatas mirip dengan cerita dari seorang yang bernama Daud. Ia begitu besar mengabdi kepada Saul, tetapi Saul malah memusuhinya bahkan mau untuk membunuhnya. Tetapi apa yang Daud lakukan? Ia tidak membenci Saul, malah ia melarang orang2nya untuk membunuh Saul.

Apakah mudah melakukan seperti yang Daud lakukan? Ia tetap mengampuni Saul walaupun Saul berusaha membunuh dia. Apabila ada seorang yang mengecewakan Anda, apakah Anda mau melakukan seperti yang Daud lakukan terhadap Saul?

Mungkin Anda berkata, “Kak, orang itu telah sangat merugikan keluarga saya”, “Orang itu telah menganiaya saya”, “Orang itu telah melecehkan saya”, atau “Orang itu telah membuat hidup saya menjadi hancur”. Bisa jadi malah Anda mengalami hal yang lebih daripada apa yang Daud alami. Tapi satu hal yang mau saya katakan kepada Anda, bahwa Yesus turut merasakan apa yang Anda rasakan hari ini (Ibrani 4:15). Ia tahu betul apa yang serdang Anda alami. Ia telah dicobai hal yang sama. Hanya saja ia tidak berbuat dosa. Ia ditolak oleh buatan tanganNya, bahkan dihianati, dicaci, dianiaya, dan sampai mati. Dan apa yang Yesus lakukan? Ia malah berkata, “Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Mengapa sih Daud dapat mengampuni Saul yang sudah bertindak jahat terhadap dirinya?
Jawabannya adalah bahwa Daud memandang Saul sebagai orang yang diurapi Allah. (1 Samuel 24:7)
Semua manusia adalah sama di hadapan Allah. Yesus mati untuk semua orang, bukan hanya untuk suatu kelompok tertentu. Dapat disadari bahwa Ia mengasihi semua orang, bukan hanya sebagian orang saja. Ia mengasihi orang yang disakiti, Ia juga mengasihi orang yang menyakiti. Ia sahabat bagi orang yang kecewa, Ia juga menjadi sahabat bagi orang yang mengecewakan. Tuhan sedang membentuk hidup Anda, dan Ia juga sedang membentuk hidup orang yang mengecewakan Anda.

Dalam Lukas 13:6-9 Yesus memberikan perumpamaan tentang kebun anggur. 3 tahun kebun anggur itu tidak berbuah, pemiliknya ingin menebangnya, tetapi pengurus kebun anggur itu menawarnya. Ia mau memperbaiki kebun anggur itu agar berbuah. Mungkin hal ini mirip dengan kehidupan Anda. Anda mungkin berkata, “Tuhan, orang itu mengecewakan ku!” Tetapi dalam perumpamaan itu Yesus seolah-olah berkata, “Benar AnakKu, orang itu mungkin mengecewakanmu, tetapi prosesKu dalam hidup dia belum selesai. Aku akan memberikan proses dalam hidup dia, agar ia menjadi lebih baik.”

Saudara, Yesus memandang setiap orang itu berharga dimataNya. Ia juga sedang mengerjakan proses dalam hidup orang2 yang menyakiti Anda. Ia tidak membenarkan kesalahan orang itu, Ia juga tidak menyudutkan diri Anda. Tetapi Ia membela hidup orang itu dan juga hidup Anda. Walaupun Anda saat ini belum melihat pekerjaan Nya nyata dalam hidup Anda.

Jadi, bagaimana kita bisa mengampuni? Dengan memandang seperti Yesus memandang orang itu. Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Ia memandang dengan kasih, Anda juga dapat memandang orang lain dengan kasih itu. Kasih itu menutupi banyak sekali dosa.

Powered by WordPress with Pool theme design by Borja Fernandez.
Entries and comments feeds. Valid XHTML and CSS. ^Top^